Sabtu, 27 Februari 2010

HUBUNGAN STUDI INTERNASIONAL

Dari waktu ke waktu para ilmuan sudah mengembangkan sejumlah pendekatan kepada studi hubungan internasional.
Pendekatan ini meliputi realisme, neorealist, liberalisme dan idealisme, neoliberalisme dan maxisme.

A. Realisme
Realisme yaitu : pendekatan hubungan internasional secara luas dan dapat diterima pemahamannya.

Gagasan Realisme datang dari tulisan Figur Histori seperti :
a. Matahari Tzu dari negeri Cina jaman kuno
b. Thucydides dari Yunani jaman kuno
c. Nicola dari Italy’s Machiavelli

Semuanya menyoroti bahwa Para pemimpin Negara menggunakan Kekuasaan dalam menjalankan pemerintahannya.
Realis percaya bahwa Negara – nnegara memerlukan persenjataan dan selalu siap untuk berperang, pershabatan, agama, ideology kultur dan system ekonomi. Tindakan Negara – Negara individu mempunyai pengaruh yang cukup besar pada Hubungan Internasional.

Mereka percaya bahwa Negara – Negara bertindak secara rasional, tidak sesuai dorongan hati dan menimbang kelemahan dan kelebihannya sebelum memilih serta tidak dipengaruhi Budaya atau psikologis tetapi bertindak berdasar pengalaman disetiap negara tersebut serta berlindung pada pemerintah. Realis percaya bahwa hal ini berlaku bagi semua negara sepanjang sejarah.

Dapat disimpulkan bahwa Realis dipengaruhi oleh kekuasaan militer dan keamanan internasional.
Kekuatan militer mempengaruhi karakteristik lain seperti : kekayaan, populasi dan kepercayaan moral.
Mereka menganggap perdagangan internasional sebagai potensi kekuatan nasional agar dapat menghimpun kekayaan melalui perdagangan


B. Neorealist
Neorealist tidak menekankan pada kekuatan militer tetapi pada pembagian tenaga antar negara.
Neorealist juga disebut realisme struktur karena meneliti struktur kekuasaan dari keseluruhan negara. Neorealis sering menggunakan teori permainan dan model lain untuk meramal perilaku atau peserta di dalam hubungan internasional.

Teori permainan yaitu kumpulan analisis tentang semua konflik. Bagaimanapun neorealist kekurangan sebagian kesempurnaan relisme tradisionalyang mana menimbang banyak factor seperti geografis, ketekunan / tekat, serta diplomasi untuk memahami hubungan antar negara.

C. Idealisme dan Liberalisme
Para ilmuan percaya hukum internasional dan kesusilaan adalah kunci yang mempengaruhi peristiwa internasional. Idealis muncul dan terkenal pada tahun 1920 dan 1930 mengikuti pengalaman perang dunia Pertama.Presiden Amerika Serikat, Woodrow Wilson dan idealis lain menempatkan harapan mereka untuk damai dalam suatu liga bangsa – bangsa, yaitu suatu organisasi internasional yang muncul dari tahun 1920 sampai tahun 1946untuk mempromosikan koperasi dan damai dunia.

Namun harapan itu musnah setelah muncul agresi militer oleh Jerman dan Jepang tahun 1930 sehingga munculah perang dunia ke dua tahun 1939.
Walaupun istilah idealisme tidak berkembang tetapi pendekatan liberal ke hubungan internasional berlanjut sampai akhir perang dunia II kemudian dikenal dengan sebutan liberalisme. Kaum liberal focus pada salingh ketergantungan antara negara – negara dunia dan saling menguntungkan yang diperoleh melalui hubungan kerja sama.

Tidak seperti realis, kaum liberal percaya bahwa hubungan kerja sama bisa mendatangkan keuntungan diantara negara – negara. Kaum liberal memandang peperangan bukan sebagai suatu kecenderungan alami tetapi sebagai suatu kekeliruan tragis yang dapat dicegah atau sedikitnya dapat diperkecil oleh persetujuan internasional dan organisasi internasional.


D. Neo Liberalisme
Neo Liberalisme juga disebut Institusional liberal, yang muncul di tahun 1980 sebagai tanggapan yang liberal baru ke realisme.
Neo kaum liberalis percaya bahwa UN dan institusi internasional sama -sama berperan penting dalam pemecahan konflik serta bekerja sama dan saling menguntungkan dalam jangka panjang serta tidak terpusat pada keuntungan pribadi.

E. Marxisme
Menurut Karl Marx yaitu dengan teori 19th – century menyajikan alternative bagi liberalisme dan realisme.
Teori Marxisme mengalami kemunduran karena runtuhnya komunisme di Uni Soviet tahun 1991.

Marx fokus pada perbedaan antara yang kaya dengan yang miskin dan yang kaya ditengah masyarakat dan kecenderungan untuk orang – orang kaya untuk menguasai orang miskin dan kaum lemah.
Penganut paham Marxisme memandang hubungan internasional sebagai suatu perjuangan antar kelas dengan negara – negara kaya yang memanfaatkan yang lebih miskin dan lebih lemah.

Penganut paham marxisme menganggap imperialisme adalah praktek tentang negara – negara lebih kuat untuk menguasai ,mengendalikan atau mempengaruhi yang lebih lemah.
Mereka memandang secara tidak wajar dan eksploitasi aspek hubungan antara negara – negara miskin dan kaya di dunia.

Teori ini ditumbuh kembangkan dalam teori kekaisaran yang dikembangkan oleh Fladimir Lenin tahun 1917 sebelum refolusi komunis di dalam Rusia yakni refolusi orang Rusia.
Penganut paham marksisme lebih cenderung untuk melihat hubungan ekonomi dalam hubungan sebab akibat pada permasalahan dalam peperangan.

F. Pendekatan Lain
Antara tahun 1980 sampai 1990 muncul sejumlah pendekatan hubungan internasional. Pejuang hak wanita teori hubungan internasional menekankan pada pentingnya peran jenis kelamin diantara yang kuat, bagaimana kebijaksanaan asing dikembangkan dan bagaimana negara – negara bertindak.
Postmoderen melakukan pendekatan metode dan kategori dasar dengan hubungan internasional
Studi damai adalah suatu disiplin ilmu menuju pernyataan damai dan peperangan secara terbuka mempromosikan damai di atas peperangan serta memberi lebih banyak pengajaran tentang hubungan internasional tertentu, seperto diplomasiyang dihubungkan pada mereka.

Tidak ada komentar: